Aku anak Kiyai, aku keturanan darah biru (bangsawan), aku keturan ningrat, aku anak presiden, maaf..... bukan itu yang kami inginkan...
Aku anak Kiyai, aku keturanan darah biru (bangsawan), aku
keturan ningrat, aku anak presiden, maaf..... bukan itu yang kami inginkan,
kami hanyalah ingin melihat sampai dimankah anda bisa seperti ayah anda dan
bisa melaksanakan amanat ayah anda. Bukan dari siapa anda berasal dan bukan
dimana anda dibesarkan tapi yang terpenting adalah sikap dan perilaku anda,
apakah sama dengan ayah anda yang kami hormati dan segani selama ini. Mereka
adalah panutan kami dan cerminan kami, bukan yang seperti anda bayangkan dengan
menjadi anak dari golongan mereka anda ingin diperlakukan sama seperti mereka ?
jangan telalu terburu-buru untuk ingin dihormati dan jangan terlalu ingin
dianggap sebagi orang yang terhormat.
Sebuah kehidupan yang ada disekeliling kita, dan
terkadang kita sering mendengar pernyataan ini. Tapi menjadi orang yang
dihormati bukan harus berasal dari keturunan bangsawan ataupun semisalnya yang
mempunyai kedudukan lebih dimata manusia, yang terpenting adalah sikap dan
perilaku terhadap sesamanya yang tidak sombong dan tidak membangga-bangkan
garis keturunan. Andai saja mereka para orang tua yang hidup dengan
penghormatan melihat anaknya dihormati dan disegani pastilah mereka akan marah,
karena anak-anak mereka belum berhak untuk mendapatkan perlakuan yang semacam
itu, karena semua itu ada waktunya.
Penghormatan bukan dari siapa anda berasal, walaupun anda
berasal dari keturunan yang biasa-biasa saja tapi mempunyai perilaku sopan dan
berbudi luhur maka orang yang ada disekitar akan mengormati dan segan tanpa
harus menunggu adanya perintah dari siapa pun.
Tingginya jabatan ataupun kasta dan gelar seseorang
membuat mereka lupa diri dan merasa sombong, setinggi apapun jabatan, kasta dan
gelar yang dimiliki selama tak berperilaku dengan sopan santun maka yang ada
hanyalah hinaan dan caci makian yang ada.
Kenapa juga mempunyai sifat sombong dan bangga akan
kedudukan yang dimiliki? toh yang dimiliki dan dirasaakn saat ini bukan dari
diri sendiri. Masih menggantungkan dan mengandalkan nama orang tua dihadapan
manusia dengan perilaku yang tak sepantasnya, dan masih menginkan orang-orang
yang berada disekitarnya untuk menghormatinya. Beda halnya jika orang tuanya
telah menjadi orang besar yang dihormati dan mempunyai anak yang telah menjadi
orang besar tanpa menggantungkan dan mengandalkan nama orang tua, sehingga
wajar saja jika ia juga dihormati dan disegani sama seperti orang tuanya.
Sebut saja si A adalah orang tua yang alim dan si B
adalah anaknya yang alim juga, maka wajar jika si B dihormati seperti ayahnya,
karena si B sendiri merupakan anak yang alim. Beda halnya jika si B adalah anak
yang nakal yang selalu membuat kerusuhan disana sini, pastinya tidak ada yang
menghormatinya walaupun ia sendiri adalah anak dari si A.
Jangan ingin dihormati sebelum engkau layak untuk
dihormati, dengan memiliki sikap sopan santun ataupun dengan keilmuan yang
dimiliki maka sudah sepatutnya untuk dihormati. Dan jangan pernah merasa bangga
serta sombong dengan kedudukan yang ada saat ini, mungkin dengan semua itu
adalah sebuah ujian dari sang ilahi untuk melihat sebarapa jauh manakah
seseorang itu bisa bersyukur dengan apa yang telah diberikan oleh Allah SWT.
Bukan dianggap pemuda yang mengatakan inilah ayahku, tapi
yang dinamkan pemuda adalah yang selalu berkata inilah diriku.
COMMENTS