Di saat fajar pagi terbit, jamku pun berdering keras mengitkanku akan telah tiba waktu tuk bersujud pada sang pencipta. Sejenak langkah ...
Di saat fajar pagi
terbit, jamku pun berdering keras mengitkanku akan telah tiba waktu tuk
bersujud pada sang pencipta. Sejenak langkah kakiku pun terhenti terenyuh
memandang langit hitam, udara segar yang berhembus menutup kedua mataku tuk
kembali bersyukur padanya akan hari ini, dimana aku masih bisa bersujud menghadapnya.
24 tahun yang lalu,
terdengar suara isak tangisanku saat aku lahir kedunia. Tak pernah ku bayangkan
bagaiman senyum bahagia dan sedih mereka, ketika aku lahir sebagai wujud cinta
mereka. Tangisan dan tawaku pada hari-hari berikutnya membuat hati mereka pun
bahagia, suara-suara indah yang mereka idamkan selama hidup ini.
Aku, aku yang selalu
melihat diri ini berakata dan berucap, apa yang harus lakukan ?, siapa diriku
ini ? sudahkan diriku membuat mereka bahagia dengan apa yang kulakukan ?.
Aku yang selalu menjadi
impian mereka, impian akan kebahagian mereka di hari tua nanti dengan
kesuksesan yang ku dapatkan. Aku yang selalu berpakaian rapi di pagi hari dan
beranjak dari tempat tidur untuk memenuhi akan cita-cita mereka, dengan seragam
yang bersih pun menjadi kebanggan ku disaat aku harus belajar bersama
sahabat-sahabat yang mempunyai tujuan dan cita-cita yang sama.
Seragam putih-merah pun
ku tinggalkan, melangkah ke jenjang selanjutnya. Aku bukan seperti
sahabat-sahabatku kebanyakan, yang setelahnya melanjutkan tuk memakai seragam
putih-biru. Tetapi aku melanjutkan tuk mengenakan seragam koko (taqwa) sarung
serta kopiah, simbol akan diriku yang menyandang sebuah gelar SANTRI.
Santri, impianku sejak
kecil. Belajar menjadi pribadai yang tangguh serta mandiri dalam menghadapi
setiap permasalahan, belajar untuk mengusap air mataku sendiri. Keluh kesah aku
rasakan bak sebuah kebahagian yang tak kan pernah ku rasakan dilain waktu. Menjadi
kebahagian bagiku bisa disebut SANTRI, sebutan yang tak akan pernah hilang
walaupun diriku terkubur didalam tanah.
Aku, saat ini aku tetap menjadi santri sampai
kapan pun. Dan aku akan tetap menjadi
aku selamanya.
COMMENTS